Makalah Pengertian
Instrumen Tes? Pengertian Validitas? Uji validitas? Uji validitas dan
reliabilitas?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa
Perancis Kuno : testum dengan arti piring untuk menyisihkan logam-logam
mulia, dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan dengan “tes”,”ujian”,atau”percobaan”. Testing berarti
saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan penilaian.
Tester adalah orang yang melaksanakan tes atau pembuat tes. Testee adalah pihak
yang dikenai tes (peserta tes).
Dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud
dengan tes adalah cara atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas/ baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah oleh testee,
sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi
testee, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh
testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
B. Ciri- Ciri Tes
Suatu tes memiliki ciri- ciri yaitu :
1.
Validitas
Maksudnya betul-betul dapat mengukur apa yang
hendak di ukur secara tepat.
2.
Reliabilitas
Suatu tes dapat di katakan andal jika
mempunyai hasil yang taat asas (consistent). Dengan kata lain, jika suatu tes
diberikan kepada sekelompok subjek saat ini, kemudian di berikan lagi kepada
sekelompok subjek yang sama pada saat yang akan datang, dan hasilnya ternyata
sama atau mendekati sama, maka dapat di katakan tes itu mempunyai keandalan
yang tinggi.
3.
Objektifitas
Maksudnya tidak adanya unsur pribadi yang
mempengaruhi. Lawan dari objektif adalah subyektif, artinya terdapat unsure
pribadi yang masuk mempengaruhinya. untuk menghindari masuknya unsure
subyekifitas.
4.
Praktis
Sebuah tes dikatakan praktis apabila
tes tersebut mudah pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang :
a.
Mudah di
laksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan
kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh
siswa
b. Mudah pemeriksaanya, artinya bahwa tes itu di
lengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya.
c.
Di lengkapi
dengan petunjuk yang jelas sehingga dapat di berikan kepada orang lain.
5.
Ekonomis
Pelaksanaan tes itu tidak membutuhkan biaya
yang mahal, tenaga banyak dan waktu yang lama.
C. Penggolongan Tes
1. Berdasarkan fungsi
a.
Tes seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah
“ujian saringan” atau “ujian masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam rangka
penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon
peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang
mengikuti tes.
Sebagai tindak lanjut dari hasil tes seleksi,
maka para calon yang dipandang memenuhi batas persyaratan minimal yang telah
ditentukan dinyatakan sebagai peserta tes yang lulus dan dapat diterima sebagai
siswa baru, dinyatakan tidak lulus dan karenanya tidak dapat diterima sebagai
siswa baru.
b.
Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah
pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai
oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum
bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir
soalnya dibuat yang mudah-mudah.
Setelah tes awal berakhir, maka sebagai tindak
lanjutnya adalah :
1) Jika dalam tes awal itu semua materi yang
ditanyakandalam tes sudah dikuasai dengan baik oleh peserta didik, maka materi
yang telah ditanyakan dalam tes awal itu tidak diajarkan lagi,
2) Jika materi yang dapat dipahami oleh peserta
didik baru sebagian saja, maka yang diajarkan adalah materi pelajaran yang
belum cukup dipahami oleh para peserta didik tersebut.
c.
Tes akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah
post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua
materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan
sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
d.
Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan
untuk menentukan secara tepat. Jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta
didik dalam suatu pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran
yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu
maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes
diagnostik juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pertanyaan “apakah peserta
didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan
untuk dapat menerima pengetahuan selanjutnya?”.
Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik
pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut
pengalaman sulit dipahami siswa. Tes jenis ini dapat dilaksanakan secara lisan,
tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
e.
Tes formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang
bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah
terbentuk” setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu.
Tes formatif ini biasanya dilaksanakan di
tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap
kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan.
Di sekolah-sekolah tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan
harian”.
Tindak lanjut yang perlu dilakukan setelah
diketahuinya hasil tes formatif adalah:
1) Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai
dengan baik, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.
2) Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai,
maka sebelum dilanjutkan dengan pokok bahasan baru, terlebih dahulu diulangi
atau dijelaskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik.
f.
Tes sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang
dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan.
Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang
sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga
lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal
tes formatif.
Yang menjadi tujuan utama tes sumatif adalah
untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah
mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2. Berdasarkan Aspek Psikis
a.
Tes intelegensi,
yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui
tingkat kecerdasan seseorang.
b. Tes kemampuan, yakni tes yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki
oleh testee.
c.
Tes sikap, yakni
salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau
kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya,
baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
d. Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan
dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya
bersifat lahiriah.
e. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan
istilah tes pencapaian, yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat
pencapaian atau prestasi belajar.
3. Penggolongan Lain – Lain
a.
Dari Segi Yang
Mengikuti Tes
1) Tes individual, yaitu tes dimana tester hanya
berhadapan dengan satu orang testee saja.
2) Tes kelompok, yaitu tes dimana tester
berhadapan dengan lebih dari satu orang testee.
b. Dari segi waktu
1) Power tes yakni tes dimana waktu yang
disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi.
2) Speed tes yaitu tes dimana
waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut
dibatasi.
c.
Dari segi
responnya
1) Verbal tes , yakni suatu tes yang menghendaki
respon yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara
lisan maupun secara tertulis.
2) Non verbal tes, yakni tes yang menghendaki
respon dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan
berupa tindakan atau tingkah laku, jadi respon yang dikehendaki muncul dari
testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
d. Dari cara mengajukan tanya – jawab
1) Tes tertulis yakni jenis tes dimana
tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya
dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya juga secara
tertulis.
2) Tes lisan yakni tes dimana didalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan dan testee memberikan
jawabannya secara lisan pula.
Adapun jenis- jenis tes menurut Oemar Hamalik
dalam karyanya Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan (1998 : 11) yaitu :
1.
Tes yang
digunakan di SD
Bantuan kepada individu lebih
dipusatkan pada penguasaan alat belajar dan komunikasi. Tes yang digunakan di
SD :
a.
Tes membaca
b.
Tes bakat
akademik kelompok
Tes ini dilakukan untuk membantu
menafsirkan hasil tes membaca dan aspek prestasi akademik lainnya serta membantu
memahami masalah kasus.
c.
Batrai tes
ketrampilan dasar
d.
Tes kesiapan
membaca
e.
Tes intelegensi
individual
f.
Tes hasil belajar
dalam mata pelajaran
g.
Tes diagnostik
dan tes klitis
Tes kepribadian kurang mendapat
perhatian di SD, oleh sebab validitas informasi yang diperoleh bersifat semu
dan kualitas dalam pengajuan pertanyaan inventori. Penilaian biasanya dilakukan
dari observasi guru dan staf lain.
2.
Sekolah Lanjutan
a.
Tes bakat
skolastik
Tes ini dilakukan untuk memperoleh
deskripsi secara menyeluruh tentang kemampuan individu, baik secara verbal
maupun secara nonverbal.
b.
Tes membaca
c.
Tes bakat khusus
d.
Tes hasil belajar
e.
Pengukuran minat
f.
Tes prognostik
g.
Inventori
kepribadian dan penyesuaian diri
3.
Tes Perguruan
Tinggi
Pada tingkat perguruan tinggi terdapat
keragaman program, karakteristik dan tujuan individual. Keragaman ini
direfleksikan dalam fungsi- fungsi tes, yakni :
a.
Seleksi masuk
b.
Penempatan
akademik
c.
Bimbingan dan
penyuluhan
Jenis tes :
a.
Tes bakat
skolatik
Tes ini dilakukan untuk bimbingan dan
penyuluhan bagi para peserta didik yang mengalami kesulitan atau kegagalan
dalam bidang akademik.
b.
Tes kecakapan
membaca
c.
Tes minat
d.
Tes penyesuaian
diri
Jenis tes yang digunakan untuk evaluasi ketrampilan[1] :
1.
Tes persepsi
a.
Ketrampilan
kognitif
Ketrampilan kognitif berarti kemampuan
untuk memahami, merumuskan, memecahkan dan mengenali derajat kesulitan masalah.
b.
Ketrampilan
psikomotor
1) Mengamati rambu-rambu eksternal
2) Diskriminasikan antara informasi yang relevan
dan tidak relevan
c.
Ketrampilan
reaktif
Kemampuan reaktif merupakan kemampuan
memperhatikan dan berminat terhadap suatu peristiwa luar, sensitif terhadap
kejadian-kejadian.
d.
Ketrampilan
interaktif
Kemampuan interaktif yaitu kemampuan
untuk memperhatikan reaksi- reaksi orang lain dan sensitif terhadap
permasalahan.
2.
Tes prasyarat
3.
Tes strategi
4.
Tes tindakan
5.
Observasi
D. Fungsi Tes
1. Fungsi Untuk Kelas
a.
Mengadakan
diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa
b. Mengevaluasi celah antara bakat dengan
pencapaian
c.
Menaikkan tingkat
prestasi
d. Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu
metode kelompok
e. Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar
untuk siswa secara perorangan
f.
Menetukan siswa
mana yang memerlukan bimbingan khusus
g.
Menentukan
tingkat pencapaian untuk setiap anak
2. Fungsi Untuk Bimbingan
a.
Menentukan arah
pembicaraan dengan orang tua tentang anak mereka
b. Membantu siswa dalam menentukan pilihan
c.
Membantu siswa
mencapai tujuan pendidikan dan jurusan
d. Memberi kesempatan kepada pembimbing, guru,
dan orang tua dalam memahami kesulitan anak
3. Fungsi Untuk Adminitrasi
a.
Memberi petunjuk
dalam mengelompokkan siswa
b. Penempatan siswa baru
c.
Membantu siswa
memilih kelompok
d. Menilai kurikulum
e. Memperluas hubungan masyarakat
f.
Menyediakan
informasi untuk badan-badan lain
E. Ruang Lingkup Instrumen Tes
1. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah suatu tes yang
menuntut peserta didik memberikan jawaban secara tertulis. Tes tertulis dapat
dibedakan menjadi tes obyektif dan tes subyektif. Tes obyektif adalah tes
tertulis yang menuntut peserta didik memilih jawaban yang telah disediakan atau
memberikan jawaban singkat. Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan peserta
didik pada tingkatan batas tertentu. Ruang lingkupnya cenderung luas.
Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk
soal, antara lain meliputi tes benar salah, tes pilihan ganda, tes menjodohkan,
tes melengkapi, dan tes jawaban singkat. Kelebihan tes obyektif adalah
cenderung bisa mencakup materi yang luas, lebih bersifat obyektif dan cepat
dalam pemeriksaan. Sedangkan kelemahannya adalah cenderung menekankan pada aspek
kognitif tingkat rendah, memungkinkan peserta didik menebak jawaban, dan lebih
sulit dalam menyusun soal.
Tes subyektif atau essai adalah tes tertulis
yang meminta peserta didik memberikan jawaban berupa uraian. Tes essai ini
digunakan untuk menelaah peserta didik dalam mengorganisasikan pikirannya,
mengemukakan ide dengan kalimatnya sendiri atau mengemukakan penalarannya.
Ruang lingkup tes cenderung terbatas, namun bisa untuk mengungkapkan kemampuan
peserta didik secara dalam. Secara umum tes ini dibedakan menjadi tes uraian
bebas dan tes uraian terbatas. Kelebihan tes essai adalah bisa mengukur
kemampuan kognitif tingkat tinggi, pembuatannya cenderung mudah, dapat melatih
peserta didik berpikir logis, analitis, sistematis dan memecahkan masalah,
serta dapat mengukur kemampuan peserta didik dalam mengorganisir pikirannya,
mengemukakan pendapat atau gagasannya dengan kalimatnya sendiri. Sedangkan
kelemahannya, jumlah materi atau pokok bahasan yang ditanyakan sangat terbatas,
ruang lingkup terbatas, tingkat reliabilitasnya rendah, penskoran atau
pemeriksaannya cenderung subyektif, dan membutuhkan waktu lama dalam memeriksa
jawaban peserta tes.
2.
Tes Lisan
Tes
lisan adalah tes yang menuntut peserta didik memberikan jawaban secara lesan.
Tes ini biasanya digunakan dengan cara mengadakan percakapan antara peserta
didik dengan tester tentang permasalahan yang diujikan. Tes lesan dapat
digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar peserta didik, baik pada aspek
kognitif maupun afektif.
Kelebihan tes lesan adalah pendidik bisa
mengetahui kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya secara
langsung, formulasi pertanyaan dapat secara langsung disesuaikan dengan tingkat
pemahaman peserta didik, dapat menghindari jawaban spekulatif, dan dapat
mengetahui penguasaan peserta didik secara tepat. Sedangkan kekurangannya
adalah membutuhkan waktu yang relatif lama, dan sering kali peserta didik
kurang bebas dalam mengemukakan pendapatnya.
3.
Tes Perbuatan
Tes perbuatan adalah tes yang menuntut peserta
didik melakukan perbuatan, baik penampilan atau tindakan. Tes perbuatan
terutama ditujukan untuk mengukur hasil belajar yang menyangkut domain
ketrampilan atau perilaku.
Kelebihan tes perbuatan ini adalah dapat
merupakan alat ukur paling tepat untuk mengecek terbentuk atau tidaknya
ketrampilan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tes ini dapat membuat
pergantian suasana, sehingga kejenuhan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.
Sedangkan kelemahannya adalah tidak semua bahan ajar dapat diungkap dengan tes
perbuatan.